Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan meminta bantuan ke Pusat untuk mengirimkan pesawat Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna menciptakan hujan buatan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel.
Menurut Gubernur Sumsel, Herman Deru bahwa hujan buatan untuk mengatasi Karhutla di Sumsel saat ini belum diperlukan. Dia menyebut, tidak diperlukannya hujan buatan itu karena Sumsel masih diperkirakan akan turun hujan dengan intensitas tinggi.
Bukan itu saja, kata Gubernur Sumsel penerapan hujan buatan ini dapat memakan biaya yang tidak sedikit. “Modifikasi cuaca ini biayanya mahal. Modifikasi cuaca itu baru akan kita lakukan kalau di kondisi tertentu. Misalnya, kemarau panjang baru kita terapkan itu (hujan buatan),” katanya di Palembang, Selasa (2/7).
Walaupun modifikasi cuaca belum akan diterapkan, namun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel sudah menyiapkan alat untuk mengatasi karhutla di Sumsel berupa pompa dan bor. Kedua alat tersebut merupakan bantuan dari Tiongkok. “Pompa ini double action bisa supply dan mengeluarkan air. Contohnya ada di Pemulutan dekat Tol Palindra,” ucapnya.
Dia mengaku, memang tidak bisa dipungkiri Sumsel mempunyai 1,4 juta hektare lahan gambut yang berpotensi terjadinya karhutla. “Kita akui Sumsel punya lahan tak produktif itu banyak. Oleh karenanya, kedepan lahan-lahan tidur ini harus dioptimalkan seperti dijadikan lahan persawahan,” kata dia.
Sementara, Kepala BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah, mengatakan pihaknya telah meminta bantuan ke Pusat. Bantuan yang diusulkan yakni untuk mengirimkan pesawat TMC guna menciptakan hujan buatan. Dia menjelaskan, usulan itu diajukan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai upaya mencegah terjadinya karhutla di Sumsel. “Kita sudah ajukan. Sekarang ini masih diproses dan dibahas oleh BNPB dan juga BPPT,” ujarnya.
Sejauh ini guna mengantisipasi terjadinya karhutla di Sumsel, pihaknya sudah mensiagakan sebanyak 4 helikopter untuk waterbombing. Keempat helikopter tersebut masing-masing 1 unit heli WB Mi-8 UR-CNC, Mi-8 RA 22583, Mi-8 RA 22747, dan Mi-8 RDPL 34140