REHAT.CO.ID – Kiprah mahasiswa Sumsel sungguh luar biasa. Setelah sebelumnya tiga mahasiswa Unsri yang tergabung dalam organisasi pencinta alam Mafesripala menaklukkan puncak tertinggi di Afrika, Gunung Kilimanjaro di Tanzania Afrika. Kini, giliran Mapala Alfedya dari Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) bakal menaklukkan puncak tertinggi Eropa, yakni Gunung Elbrus yang berada di Rusia.
Ekspedisi mereka dinamakan Songket Sriwijaya Menyapa Eropa. Satu tim yang terdiri dari tiga orang mahasiswa anggota Alfedya. Diantaranya, Riza Husin (24). Faldi Riswandi (22), Riki Andriansyah (22), mengusung misi pemakaian kain songket di puncak tertinggi Eropa tersebut.
Ketua Mapala Alfedya, Fairus Latief mengatakan perencanaan pendakian sudah dilakukan selama satu tahun terakhir. Tim terbagi menjadi dua. Tim pencari dana dan pengurusan administrasi serta tim seleksi. Tim pencari dana bertugas mencari dana dan mengurus administrasi keberangkatan peserta. Sementara tim kedua bertugas menseleksi atlit yang bakal diberangkatkan.
“Proses seleksi selama 8 bulan. Dua bulan itu proses seleksinya. Sementara enam bulan anggota melakukan training center (TC) untuk menempa fisik, mental serta pengetahuan mengenai gunung yang bakal ditaklukannya,” kata Fairus.
Fairus mengatakan butuh waktu yang cukup lama untuk meyakinkan sponsor membiayai keberangkatan mereka. Sebab, dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Total dana yang dikeluarkan sebesar Rp 300 juta. Digunakan untuk ongkos tiket sebanyak Rp108 juta. Lalu, membayar operator guide sebesar Rp 120 juta. Sisanya untuk membeli peralatan dan keperluan perizinan.
“Berkat kerja keras dari anggota serta dukungan senior, akhirnya dana tersebut bisa terkumpul,” ujarnya.
Ekspedisi pemakaian songket di puncak tertinggi di dunia itu pun masih menemui jalan yang panjang. Sebab, dari tujuh puncak dunia, mereka baru menaklukkan satu puncak yang berada di Indonesia yakni Puncak Cartensz Piramid yang berada di Pegunungan Jayawijaya di Papua. “Dana yang dibutuhkan juga masih banyak. Sebab, ada lima puncak lagi yang harus kami taklukkan,” ungkapnya.
Sebelum menggelar ekspedisi tersebut, Alfedya telah memulai pendakian dengan menaklukkan tujuh puncak tertinggi di Indonesia. Diantaranya, Gunung Kerinci di Jambi, Gunung Semeru di jawa Timur, Gunung Rinjani di NTB, Gunung Lati Mojong di Sulawesi Selatan, gunung Binaya di Maluku, Gunung Bukit Raya di Kalimantan Barat dan puncak Cartensz Piramid di Papua. Ekspedisi ke tujuh puncak Indonesia itu dilakukan dalam rentang waktu lima tahun.
“Kami sudah mulai dari 2013. Dan selesai 2017 yang lalu,” terangnya.
Tim nantinya akan berangkat 3 Agustus mendatang. Sejumlah tantangan bakal dihadapi tim untuk menaklukan gunung setinggi 5.642 mdpl tersebut. Mulai dari suhu ekstrem yang mencapai minus 12 derajat serta kendala bahasa. Proses pendakian membutuhkan waktu sekitar 8 hari. Dimana jatah waktu 3-4 hari dilakukan untuk melakukan proses aklimatisasi yakni penyesuaian tubuh terhadap cuaca.
“Kami memilih Agustus karena beberapa faktor. Pertama, kuliah sedang libur. Kedua, saat ini di Rusia sedang musim semi sehingga suhunya tidak terlampau ekstrem. Sebab, di bulan lain, suhu di Elbrus bisa mencapai minus 50 derajat. Sehingga tidak mungkin melakukan pendakian,” pungkasnya. (JAY)