Beranda Sumsel Mendagri Akui Antisipasi dan Penanganan Covid-19 di Sumsel Bisa Jadi Model Percontohan

Mendagri Akui Antisipasi dan Penanganan Covid-19 di Sumsel Bisa Jadi Model Percontohan


Palembang – Kerja keras Gubernur Sumsel H.Herman Deru beserta jajaran melakukan kesiapsiagaan mengantisipasi penyebaran Corona Virus Disease-19 (Covid), sehingga Sumsel berstatus zero Covid-19 sampai hari ini mendapat poin dari Menteri Dalam Negeri Prof H. Muhammad Tito Karnavian Ph.D. Bahkan kesiapsiagaan Sumsel menghadapi Pandemi Covid-19 dapat menjadi model percontohan daerah lain.
Apresiasi tersebut diungkapkan Tito sesaat usai memimpin rapat kesiapsiagaan penanganan Corona Virus Disease-19 (Covid) di wilayah Provinsi Sumsel, di Griya Agung Sabtu (21/3) siang.
Menurut Tito dari paparan yang disampaikan Gubernur HD, terlihat jelas bahwa Pemprov Sumsel dan jajaran sudah melakukan langkah antisipasi yang cepat dengan mengeluarkan edaran-edaran sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 sejak akhir Januari. 

Tak hanya itu untuk mencegah Covid menyebar ke Sumsel Pemprov juga dikatakannya telah membentuk gugus tugas yang diketuai kepala BPBD bekerjasama dengan segenap unsur terkait di bawahnya yang bekerja sesuai protap dan SOP gugus tugas pusat  termasuk edukasi masyarakat sampai upaya mitigasi. Oleh karena itu Tito berharap Sumsel tetap dapat mempertahankan zero Covid-19 dan Penanganan Sumsel ini bisa menjadi model percontohan bagi daerah lain.

“Nah kemudian dari paparan pak Gubernur saya melihat, berita baik yang saya dengar Sumsel meskipun ada ODP namun sementara yang positif masih nol. Dan tingkat kematian juga nol. Ini berita baik, Saya kira untuk Sumsel. Namun tanpa bermaksud membuat masyarakat menjadi khawatir kita juga perlu wapsda dan antisipasi,” tegas Tito di hadapan awak media.
Kewaspadaan itu lanjut Tito patut ditingkatkan oleh segenap masyarakat Sumsel karena data tersebut masih kemungkinan berubah.
Sehingga Tito mengajak masyarakat untuk berpikir overestimate agar masyarakat lebih siap melakukan antisipasi. Hal itu juga dikatakannua bukan untuk menakut-nakuti, karena untuk mendapatkan kejelasannya sebentar lagi akan didatangkan rapid tes ke daerah untuk dilakukan pemeriksaan.
 ” Dari situ juga kita akan dapat peta bahwa daerah Sumsel ini apakah ada y terpapar Covid atau tidak,” tambah Tito.
Selain meningkatkan kewaspadaan, Ia juga menghimbau warga untuk senantiasa berdoa agar tidak ada yang sampai terpapar Covid-19.  Serta tetap menggencarkan langkah-langkah antisipasi sembari menunggu rapid tes tersebut dengan mengedukasi masyarakat luas tentang bahaya Covid-19.
Masyarakat menurutnya perlu diberikan pemahaman soal bagaimana mengantisipasi dengan proteksi kekebalan tubuh sendiri dan terpenting cara agar tidak sampai tertular. Karena seperti diketahui Covid-19 sudah menjalar ke 158 negara dari 193 negara yang ada.
“Itulah poin terpenting.  Ini bisa dilakukan perorangan, tiap orang miliki kesadaran kemudian lakukan proteksi diri sendiri. Cuci tangan dengan sabun karena cuci tangan dengan air tidak cukup. Perkuat daya tahan tubuh penting, karena ini virus bisa matinya hanya dengan kekebalan tubuh kita,”  tambah Mendagri.
Kemudian mengkampanyekan olahraga di rumah agar  tetap menjaga jarak,  mengonsumsi vitamin. Serta menghindari berjabat tangan dan bersentuhan bahkan melakukan kontak langaung.
” Perlu juga ada upaya untuk  membunuh virus dengan beberapa cara menyediakan desinfektan yang murah meriah di tempat-tempat publik,” terangnya.
Edukasi lain yang dapat dilakukan kata Tito adalah melalui medsos. Karena masih banyak menurutnya masyarakat yang belum sepenuhnya paham penularan Covid-19 yang begitu cepat. Sehingga sampai saat ini masih  banyak ditemukan kegiatan-kegiatan baik sosial maupun keramaian lainnya yang justru menjadi sarana penularan yang lebih cepat.
Virus itu kata Tito mereplikasi cepat sekali. Oleh karena itu kegiatan kerumuna, keramaian,  Gubernur, Wako dan Bupati se Sumsel betul-betul  mesti dibatasi semaksimal mungkin. Termasuk kerumunan besar tidak boleh dilaksanakan termasuk, kegiatan seni, olahraga demikian juga kegiatan bernuansa keagamaan. Dicontohkannya kasus Petaling Kuala Lumpur yang menular ke sekitar 600 orang juga kegiatan di Gereja di Korsel.
“Bukan kegiatan agamanya dilarang tapi ini bisa menjadi media penularan. Mau kegiatan apa saja tetap ada buat kebijakan menjaga jarak, kalau tidak bisa maka sebaiknya tidal dilaksnaakan. Dari pada menjadi mesin penular  dan pembunuh di luar orang lain dari kerumunan itu. Karena oenyebaran cepat,” ujarnya.

Mengenai kegiatan ASN atau anak sekolah, Mendagri menghimbau agar sekolah sedapat mungkin dilakukan dari rumah namun bukan libur. Walaupun dari rumah tetap bisa bekerja dna belajar dengan menggunakan berbagai sarana komunikasi.
” Ini bisa digunakan, bisa diatur oleh kepala dinas atau kepala kantor masing-masing sesuai urgensinya. 
Sementara itu saat mendampingi Mendagri, Gubernur Sumsel H.Herman Deru mengatakan rapat ini merupakan breakdown dari pusat ke daerah. Untuk itu pihaknya akan tetap melakukan social distancing namun tetap produktif.
” Itu akan segera kita atur. Rapat hari ini kota maknai kesiapsagaan ini tentang bagaimana upaya kita mengurangi kontak fisik. Misal anak sekolah belajar dari rumah jadi bukan libur,” jelasnya.
Sedangkan untuk ASN, akan diserahkan ke masing-masing Satker disesuaikan dengan kebutuhan kantor tersebut termasuk soal berapa pegawai yang bisa melakukan pelayanan dan operasional.
” Segera akan Saya panggil semua ketua Ormas Keagamaan, perguruan tinggi dan lainnya. Kita ajak duduk bersama bersatu melawan  agar virus ini tidak masuk ke Sumsel. Mengenai alokasi dana Kita akan pernah membatasi dan membuat limit  tertentu untuk kebutuhan ini. Agar  Sumsel tetap Zero Covid-19 kita bahkan siap realokasi dana,” tutupnya.
Selain dihadiri Wakil Gubernur Sumsel H. Mawardi Yahya, Ketua DPRD Provinsi Sumsel R.A Anita Noering hati, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan, dan Kapolda Sumsel Irjen Pol Priyo Widyanto, rapat tersebut juga tampak dihadiri sejumlah kepala daerah seperti Walikota Palembang H.Harnojoyo dan Walikota Prabumulih H. Ridho Yahya. Rapat tersebut berlangsung tertutup selama lebih dari 4 jam.