REHAT – Kualitas udara di Kota Palembang, Sumateta Selatan menyentuh angka sangat tidak sehat. Ini berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang. Kondisi tersebut terjadi lantaran diakibatkan kabut asap yang melanda di wilayah Sumatera Selatan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Benny Setiaji, mengatakan dari pantauan di Stasiun Klimatologi Palembang pada 16 September 2019 konsentrasi PM 10 pada pukul 00.00 WIB hingga 10.00 WIB tercatat sempat menyentuh kategori Sangat Tidak Sehat dengan nilai maksimum 319 µgram/m3.
Kemudian, kata dia, nilai Ambang Batas tidak sehat adalah pada 150 µgram/m3. Kondisi Tidak Sehat hingga Sangat Tidak Sehat umumnya terjadi pada rentang waktu 22.00 WIB hingga 08.00 WIB sedangkan Kondisi Sehat hingga Sedang umumnya terjadi pada rentang waktu 08.00 WIB hingga 22.00 WIB.
“Fenomena Asap sendiri diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara yang dihasilkan dari proses pembakaran, hal ini berpotensi diperburuk jika adanya campuran kelembapan yang tinggi sehingga membentuk fenomena kabut asap (smog),” ujar dia di Palembang, Senin (16/9).
Dia menuturkan, kondisi kabut asap ini juga berdampak pada penerbangan di Bandara SMB II Palembang akibat kurang nya jarak pandang. Tercatat, lanjut dia, jarak pandang di Bandara SMB II Palembang yakni hanya 300 hingga 800 meter sehingga dua penerbangan harus menunggu di udara dan tertunda untum landing.
Intensitas Asap (Smoke) umumnya meningkat terjadi pada dini hari menjelang pagi hari (pulul 01.00-07.00 WIB) ini dikarenakan labilitas udara yang stabil pada saat tersebut. Pihaknya pun memprediksi kondisi ini akan terus berlangsung dikarenakan berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG tidak ada potensi hujan dalam rentang prakiraan 16 hingga 22 September 2019 di wilayah Sumatera Selatan.
“Kami mengimbau agar masyarakat berhati-hati dalam bertransportasi terutama saat pagi hari. Karena menurunnya jarak pandang. Sertya, gunakan masker dan minum banyak air saat beraktifitas di luar rumah untuk menjaga kesehatan,” ujarnya.
“Bukan hanya itu, kami juga mengimbau masyarakat tidak melakukan pembakaran baik itu sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian maupun perkebunan,” pungkasnya.