REHAT – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mendukung penuh upaya memaksimalkan pemanfaatan lahan gambut untuk dijadikan lahan pertanian dan perkebunan sebagaimana yang telah dicanangkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat.
“Pemprov Sumsel sangat setuju dengan upaya yang diambil BNPB. Sebagai bentuk dukungan kita siap menyulap lahan gambut di Sumsel menjadi lahan produktif untuk menanam komoditas pertanian seperti lobak, tomat, sukun, juga produk pertanian lainnya,” ungkap
Wakil Gubernur Sumsel Ir H. Mawardi Yahya disela-sela rapat dengan BNPB pusat yang juga dihadiri oleh Gubernur Riau dan Bupati Aceh Utara di Jakarta, Kamis (25/7).
Bahkan lanjut Mawardi, Pemprov. Sumsel akan mensosialisasikan program ini kepada masyarakat, terutama para petani yang wilayahnya dikelilingi gambut. Dengan harapan kedepan dengan adanya teknik pemanfaatan lahan gambut yang digagas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat lahan yang selama ini dianggap tidak memberikan manfaat akan dilirik oleh masyarakat sekitar untuk dikelola dan dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan.
“Kita yakin jika ini digarap dengan serius lahan gambut yang selama ini tidak dimanfaatkan secara maksimal akan menjadi salah satu media tanam baru bagi petani kita. Sehingga diharapkan hasilkan dapat meningkatkan pendapatan petani,” imbuhnya.
Ditambahkan Mawardi, penanaman komoditas pertanian seperti lobak dan sejenisnya itu tentu saja harus sesuai dengan unsur hara yang terkandung dalam lahan gambut. Disamping itu program ini harus melibatkan BUMDesa yang ada di desa-desa.
“Harus ada hilirisasi jangan sampai masyarakat kita suruh tanam. Namun hasil produksinya tidak kita pikirkan. Artinya pemasarannya harus jelas. Jika ini dilakukan dengan terencana tentu masyarakat petani bersedia menanamt,” tambahnya.
Senada dengan Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, Gubernur Riau Syamsuar juga menyampaikan hal yang sama.Pihaknya menyambut baik atas inovasi yang dilakukan oleh BNPB dan segera mensosialisasikan penanaman komoditas pertanian di lahan gambut kepada masyarakat petani di Provinsi Riau.
“Kita di Riau juga akan utamakan lahan-lahan yang belum terbakar untuk ditanami dan dijadikan sebagai sumber kehidupan. Masyarakat petani siap menanam komoditas pertanian berupa apa saja asal ada pasar dan nilai ekonominya,” kata Syamsuar.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BNPB Doni Monardo yang saat itu juga menghadirkan Konsul Jepang Indonesia di Medan, Hamada dan pihak perusahan Jepang, Dentsu mengatakan, produk komoditas pertanian dilahan gambut ini nantinya akan diambil alih oleh Jepang. Dalam artian petani tidak perlu ragu dengan hasil produksi pertaniannya. Karena urusan pemasaran akan diambil pihak Dentsu, perusahaan marketing terbesar di dunia dari Jepang sebagai pihak investor siap memberikan jaminan kepada para petani.
“Terpenting bagaimana brand produk pertanian kita agar dapat bersaing dipasaran dunia baik dari segi kualitas dan mutu produk,” tuturnya.
Lebih lanjut Doni Monardo menambahkan, penyebab utama kebakaran hutan, lahan dan gambut di Indonesia 99% tak lain akibat ulah manusia. Maka dari itu pihaknya merasa perlu ada upaya pengembangan kawasan gambut sebagai ekosistem yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat.
“Pencegahan kebakaran lahan dan hutan tentu melibatkan semua komponen. Sementara di Indonesia total luas lahan gambut 15,4 juta hektar tersebar di 8 provinsi diantaranya Sumsel dan Riau,” pungkasnya. (rel humas)