REHAT. Menikmati secangkir kopi di cafe-cafe atau warung kopi dewasa ini menjadi gaya hidup. Tak hanya orang tua, belakangan minuman yang nikmat di segala suasana ini juga digemari anak muda.
Di Palembang, Sumatera Selatan cukup mudah dijumpai warung kopi ataupun cafe-cafe yang menawarkan minuman kopi berbagai varian. Ada kopi hitam murni, kopi susu, ada juga kopi vietnam dengan penyajian yang cukup unik.
Sayangnya sebagai daerah penghasil kopi terbesar, kopi dari dataran Sumsel belum maksimal dipasarkan. Sejumlah kedai kopi, cafe dan sejenisnya masih banyak menjual kopi dari luar Sumsel.
Hal inilah yang membuat sekumpulan pemuda di Sumsel, Kota Palembang tepatnya membentuk sebuah komunitas yang dinamakan Pejuang Kopi. Komunitas yang konsen dan peduli terhadap kopi asal Sumsel.
Inisiator Pejuang Kopi, Heriawan mengatakan, Pejuang Kopi dibentuk berawal dari kepedulian sekolompok anak muda yang peduli akan perkembangan kopi asal Sumsel.
Menurut Heriawan, hasil komoditi Kopi di Sumsel cukup menjanjikan. Berbagai daerah di Sumsel seperti, Kabupaten Empat Lawang, Muaraenim, Pagaralam, Lahat dikenal sebagai daerah penghasil kopi robusta.
“Kita ingin mengangkat kopi Sumatera Selatan, tapi ditempat kita bekerja tidak menyediakan kopi Sumatera Selatan. Itukan lucu, makanya saya memulai gerakan kecil dengan kawan-kawan yang tergabung dalam gerakan Pejuang Kopi untuk mengajak pengelola cafe atau kedai untuk menyediakan kopi lokal Sumsel, ” kata Heriawan.
Dan alhamdulillah kata Heriawan yang juga pengelola Meet Cafe and Resto ini sudah banyak kedai atau cafe di Palembang yang menawarkan kopi asli Sumsel meskipun belum menyeluruh.
Tak hanya menyasar pengelola cafe penjual kopi. Pejuang Kopi juga terjun langsung ke petani diberbagai daerah untuk berbagi pengetahuan tentang kopi.
“Jadi begini kita turun langsung ke petani untuk melihat langsung bagaimana proses pemetikan kopi. Karena idealnya kopi itu dipetik ketika sudah merah,” ujar Heriawan.
“Kita juga mengedukasi petani. Misalnya untuk tidak lagi menjual kopi tanpa memunculkan brand Sumsel. Kita tak ingin, seperti ini misalnya kopi Lahat dijual di Lampung jadi kopi Lampung. Maka dari itu melalui gerakan ini kita mengajak para petani untuk memunculkan brand Kopi Sumsel,” imbuhnya.
Hal ini kata dia, perlunya peran pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memberikan edukasi kepada petani, roaster, dan barista serta pengelola cafe. Agar kopi Sumsel dan cara pengelolaannya benar-benar tepat dan higienis sehingga enak untuk dinikmati.
Baginya Pejuang Kopi bukan hanya Petani Kopi, Barista dan komunitasnya. Semua penikmat kopi juga dikatakan sebagai Pejuang Kopi.
“Jadi kita mengangkat kopi Sumsel. Apalagi akan ada Asian Games. Bule-bule yang akan datang kita kenalkan kopi asal Sumsel,” pungkasnya.(shr)