Kebakaran lahan di Provinsi Sumatera Selatan hingga kini mencapai 1.935,11 hektare.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan, Ansori, mengatakan sampai Agustus 2019 ini lebih dari seribu hektare lahan yang terbakar dan tersebar di kabupaten dan kota di wilayahnya.
“Di Sumsel sudah terjadi 289 kali kebakaran lahan sejak awal Januari sampai Agustus 2019 ini. Dari kebakaran itu, luas lahan yang terbakar capai 1.935 hektare. Sementara yang berhasil dipadamkan hektare seluas 152,09 hektare,” ujar Ansori di Palembang, Selasa (27/8).
Menurut dia, untuk kebakaran terbesar di wilayahnya ini terjadi di dua kabupaten, yakni Musi Banyuasin (Muba) dan Ogan Ilir (OI). Ia menilai, jumlah lahan terbakar itu melompat jauh sejak Juli lalu. Padahal hingga akhir Juli lalu, karhutla baru mencapai 140,4 hektare.
Dia menjelaskan, memasuki awal bulan hingga per 26 Agustus 2019, total kebakaran melonjak. Wilayah Muba bahkan terakhir mencapai seribu hektare lebih lahan yang terbakar. Meskipun begitu, BPBD Sumsel melalui tim satgas karhutla terus berupaya memadamkan api yang ada.
“Dari 1.935,11 hektare lahan yang terbakar itu, untuk luas lahan terbakar paling banyak terjadi di kawasan Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Muba yang mencapai lebih dari seribu hektare,” kata Ansori.
Pihaknya menyebut, Lembaga Antariksa dan Penerbangan (Lapan) mencatat hotspot (titik panas) di Sumatera Selatan mencapai 1.785 titik yang tersebar di 17 kabupaten dan kota. Jumlah titik panas itu merupakan data yang terkumpul sejak awal Januari hingga Agustus 2019.
Sementara untuk hari ini, lanjut dia, dari pantauan titik api terdapat 26 hotspot yang masih menyala di lima kabupaten dan kota. “Ada 5 kabupaten yang masih terpantau titik api, di antaranya Musi Rawas Utara 1 titik api, Ogan Komering Ulu (OKU) 1 titik api, Panukal Abab Lematang Ilir (PALI) 4 titik api, Banyuasin 7 titik api, Ogan Komering Ilir (OKI) ada 13 titik api,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, titik api tersebut rawan tersulut jika dibiarkan dan membesar. Dia menilai, beberapa wilayah bahkan sulit dipadamkan hingga meluas menjadi kebakaran hutan dan lahan.
“Kita juga sudah mensiagakan 9 helikopter yang beroperasi di Sumsel. Baik itu helikopter water bombing untuk memadamkan api maupun juga helikopter patroli di Sumsel,” tutur dia.