REHAT – Pemerintah pusat melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan telah mengamanatkan pelaku usaha kefarmasian untuk dapat meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan di dalam negeri dan ekspor.
Sebagai bentuk dukungan kebijakan tersebut, pihak swasta didorong untuk melakukan ekspor produk farmasi ke luar negeri. Salah satu pasar yang saat ini tengah dibidik yakni pasar Eropa.
”Peluncuran ekspor perdana produk farmasi ke Polandia membuktikan bahwa PT. Ferron Par Pharmaceuticals bisa meningkatkan kepercayaan pasar internasional dengan memproduksi produk dalam negeri yang terjamin keamanan, mutu, dan khasiatnya,” kata Menkes Nila Moeloek dalam acara Pelepasan Ekspor Perdana Produk PT Ferron Par Pharmceuticals ke Polandia pada Selasa (2/7) di Cikarang, Jawa Barat.
PT Ferron Par Pharmceuticals akan mengekspor produk Avamina SR ke Polandia. Avamina SR adalah produk dengan zat aktif yang sama dengan produk Glucient SR yang telah diekspor oleh Ferron ke United Kingdom dan Belanda, juga produk Glumin XR yang dipasarkan di Indonesia. Di United Kingdom, produk Glucient SR yang telah diekspor sejak tahun 2011. Produk tersebut berada di posisi kedua untuk obat dengan kandungan zat aktif Metformin Sustained Release.
Menurut Menkes Nila, menembus pasar Eropa bukan hal yang mudah bagi suatu produk farmasi. Produk farmasi harus dapat memenuhi standar European Union yang mempersyaratkan standar, kualitas, dan kemanan produk yang sangat ketat.
”Kita patut mengapresiasi effort yang telah dilakukan oleh PT. Ferron Par Pharmaceuticals dalam menjaga kemanan, mutu, dan khasiat produk yang diproduksi sehingga dapat berdaya saing internasional sekaligus sukses menembus pasar Eropa,” ujar Nila Moeleok
Ekspor ini membuktikan bahwa produk Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di kancah internasional.
”Besar harapan saya agar kedepannya Industri Farmasi PT. Ferron Par Pharmaceuticals terus mengembangkan produk inovasi dan melakukan langkah-langkah terobosan untuk meningkatkan ekspor sesuai standar kualitas dan keamanan yang dipersyaratkan oleh pasar global,” tutup Nila Moeloek.
”Peluncuran ekspor perdana produk farmasi ke Polandia membuktikan bahwa PT. Ferron Par Pharmaceuticals bisa meningkatkan kepercayaan pasar internasional dengan memproduksi produk dalam negeri yang terjamin keamanan, mutu, dan khasiatnya,” kata Menkes Nila Moeloek dalam acara Pelepasan Ekspor Perdana Produk PT Ferron Par Pharmceuticals ke Polandia pada Selasa (2/7) di Cikarang, Jawa Barat.
PT Ferron Par Pharmceuticals akan mengekspor produk Avamina SR ke Polandia. Avamina SR adalah produk dengan zat aktif yang sama dengan produk Glucient SR yang telah diekspor oleh Ferron ke United Kingdom dan Belanda, juga produk Glumin XR yang dipasarkan di Indonesia. Di United Kingdom, produk Glucient SR yang telah diekspor sejak tahun 2011. Produk tersebut berada di posisi kedua untuk obat dengan kandungan zat aktif Metformin Sustained Release.
Menurut Menkes Nila, menembus pasar Eropa bukan hal yang mudah bagi suatu produk farmasi. Produk farmasi harus dapat memenuhi standar European Union yang mempersyaratkan standar, kualitas, dan kemanan produk yang sangat ketat.
”Kita patut mengapresiasi effort yang telah dilakukan oleh PT. Ferron Par Pharmaceuticals dalam menjaga kemanan, mutu, dan khasiat produk yang diproduksi sehingga dapat berdaya saing internasional sekaligus sukses menembus pasar Eropa,” ujar Nila Moeleok
Ekspor ini membuktikan bahwa produk Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di kancah internasional.
”Besar harapan saya agar kedepannya Industri Farmasi PT. Ferron Par Pharmaceuticals terus mengembangkan produk inovasi dan melakukan langkah-langkah terobosan untuk meningkatkan ekspor sesuai standar kualitas dan keamanan yang dipersyaratkan oleh pasar global,” tutup Nila Moeloek. (KemenkesRI)