Beranda Uncategorized Sukses Budidaya Kembang Kol Hidroponik

Sukses Budidaya Kembang Kol Hidroponik

REHAT – Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) tengah mengembangkan tanaman Kembang Kol melalui media tanam hidroponik. Dan untuk hasil sementara yang diuji coba didepan kantor Badan Litbang PALI, cukup baik dan tumbuh subur serta mengeluarkan kembang kol yang tidak kalah dengan hasil yang ditanam di tanah daerah dataran tinggi.

Meskipun kondisi cuaca yang cukup panas di Bumi Serepat Serasan, namun, dengan penelitian dan uji coba, akhirnya Litbang PALI menemukan media tanam yang cocok untuk budidaya kembang kol, dengan modal kecil serta tidak memerlukan lahan yang luas juga mudah dalam perawatannya.

“Kita sudah uji coba dan hasilnya seperti yang terlihat saat ini, bahkan kualitas rasa dan kekenyalan kembang kol jauh lebih baik dibanding kembang kol yang ditanam di tanah. Hasil ini akan kita kenalkan ke masyarakat untuk dikembangkan agar nantinya bisa membantu pemenuhan gizi masyarakat, atau apabila banyak ditanam, pastinya bisa menghasilkan uang,” ujar Abu Hanifah, kepala Badan Litbang PALI melalui Sekban, Ani Kurnia, Selasa (8/1).

Disamping mengembangkan tanaman kembang kol melalui hidroponik, Ani Kurnia juga bakal mengembangkan potensi alam yang cukup melimpah di Kabupaten PALI agar mempunyai nilai jual yang tinggi.

“Kita juga telah teliti buah nanas menjadi kripik serta menjadikannya berbagai produk makanan serta minuman, tentunya apabila ini dikembangkan masyarakat, akan menjadikan sumber pendapatan masyarakat karena nanas yang melimpah di PALI hanya dijual dalam bentuk buahnya saja,” tukasnya.

Sekban juga mengemukakan bahwa Litbang PALI telah uji coba pembuatan asap cair, yang kegunaannya bisa untuk petani karet sebagai bahan pengental getah karet. Selain itu juga, asap cair bisa sebagai bahan pengawet alami untuk ikan asap, atau disebut warga PALI sebagai Sagalurung (ikan asap khas PALI).

“Untuk membuat asap cair, hanya perlu batok kelapa atau kayu bakar. Asap cair bisa mengawetkan sagalurung, karena yang dilakukan pelaku usaha ikan asap saat sudah benar, tetapi kelemahannya tidak tahan lama, hanya bisa tahan dua atau tiga hari. Namun, apabila ikan sebelum dipanggang direndam asap cair selama satu jam, terus dipanggang di oven, maka akan awet bisa dua sampai tiga bulan,” jelasnya.

Untuk dan mengenalkan dan mengembangkan hasil penelitian Litbang PALI, Ani Kurnia mengaku pihaknya telah bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian PALI untuk melakukan pelatihan kepada masyarakat di kantor Litbang PALI.

“Juga apabila ada masyarakat yang ingin belajar cara menanam kembang kol atau tanaman lain menggunakan hidroponik, serta belajar hasil penelitian kami, silahkan datang ke kantor kami di hari kerja,” ajaknya.

Dengan banyaknya hasil penelitian, Ani Kurnia juga berencana mendirikan koperasi atau UKM bagi pegawai di Badan Litbang PALI, yang tujuannya selain memacu keratifitas pegawai terutama honorer atau TKS juga menambah penghasilan pegawai.

“Intinya untuk menyejahterakan pegawai, karena kalau hanya mengandalkan honor, kami rasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi dengan adanya koperasi pegawai khusus di Litbang, secara tidak langsung dapat membantu penghasilan mereka,” pungkasnya.(yud)