Beranda Pali 16 Desa di PALI Kekurangan Air Bersih

16 Desa di PALI Kekurangan Air Bersih

Pengiriman air bersih rutin dilakukan ke 16 desa yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten PALI

REHAT.CO.ID – Sebanyak 16 desa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mengalami krisis air bersih. Sumber air terdekat di desa tersebut terjadi kekeringan semenjak memasuki musim kemarau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PALI pun turun tangan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mengirimkan air bersih.

 

Kepala BPBD PALI, Junaidi Anuar mengatakan penyaluran air bersih mengalami kendala. Pasalnya, BPBD PALI belum memiliki perlengkapan berupa truk tangki air. Sehingga, pihaknya meminta bantuan dengan Dinas Penanggulangan Bahaya Kebakaran (DPBK) untuk pengiriman air bersih.

 

“Penyaluran air menggunakan kendaraan dari DPBK karena kami belum memiliki kendaraan tangki air,” ujar Junaidi, Selasa (31/7).

 

Kepala DPBK PALI, Chairullah didampingi Sekretaris Dinas, Muslim menyebutkan pihaknya sudah dua bulan terakhir ini menyalurkan air bersih setiap hari. “Hampir seluruh desa yang kekurangan air bersih telah dilakukan pengiriman air. Diantaranya desa Suka Manis, Talang Akar, Sukarami, Tanjung Baru, Benakat Minyak, Prambatan, Sukamaju, Talang Padang, Sumberojo, Talang Subur, Sinar Dewa, Simpang Solar,” ungkap Chairullah.

 

Chairullah menerangkan penyaluran air bersih dilakukan secara bergiliran. Sebab, armada yang dimiliki terbatas. Hanya 3 unit. “Ada prioritas beberapa desa yang harus dikirim setiap hari. Sebab desa-desa tersebut memang jauh dari mata air dan sungai. Selebihnya diberikan secara bergilir, karena untuk kebutuhan mandi dan cuci sudah terbantu dengan adanya sungai dan danau,” terangnya.

 

Terpisah, Kepala desa Sinar Dewa Kecamatan Talang Ubi, Herri mengatakan warga di desanya saat ini memang kekurangan air bersih. Diakuinya saat ini, pemerintah desanya tengah menyusun surat permintaan kepada Pemkab PALI dan Pemprov untuk mengentaskan permasalahan tersebut.

 

“Setiap musim kemarau kami selalu alami seperti ini. Kami ingin mempunyai sumber mata air, dan mengusulkan  masuknya PDAM. Selain itu, kami ingin dibangun kolam retensi agar ada tempat untuk penampungan air. Sehingga bisa dimanfaatkan saat memasuki kemarau seperti sekarang,” pungkasnya. (WHR)