Selaku pegambil kebijakan di Provinsi Sumsel, Ia menegaskan tidak melarang masyarakat atau dalam hal ini mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di luar daerah untuk kembali ke daerah asal. Hanya saja syaratnya mereka juga harus mau dan bersedia menjadi orang dalam pemantauan (ODP).
“Saya juga sudah dengar beberapa mahasiswa mau pulang kampung tapi sudah viral himbauan jangan balek dulu. Kita ada solusi karena sudah menyiapkan Jakabaring Sport City untuk masyarakat mengisolasi diri. kalau mereka mau dikarantina dulu tidak masalah, jadi ODP. apalagi mereka datang dari daerah terpapar,” tegasnya usai memimpin langsung Diskusi online melalui aplikasi zoom mengenai Solusi peliputan media massa Provinsi Sumsel selama pandemi Covid-19, di Command Center Kantor Gubernur Sumsel
Menurutnya, daerah di seluruh provinsi Sumsel saat ini sudah terpapar oleh sebab itu tidak bisa menyeleksi individu dari daerah tertentu.
“Jadi kalau mereka punya kesadaran para mahasiswa, monggo kalau mau pulang tapi dengan cara khusus mereka harus mengisolasi diri, karena masyarakat sudah sangat sadar bahwa jika ada orang datang dari rantauan ini ditolak sama warga bahkan sudah terjadi di beberapa daerah,” tuturnya
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Provinsi Sumsel yang telah mentaati setiap himbauan yang dibuat oleh pemerintah.
“Mulai dari peningkatan Sumsel status waspada sampai tanggap darurat, dan saat ini dengan himbauan jangan balek dulu yang viral dan punya dampak cukup signifikan untuk kedatangan orang di Provinsi Sumsel. terakhir kemarin di informasikan penurunan 71% di bandara dan kereta api 72% bahkan di hari ini PT KAI telah menutup pergi dan ke palembang,” ujarnya.
Sementara itu salah seorang warga Sumsel yang juga tinggal di Jakarta sejak 2012 silam, Novi Yulianti, 38 mengatakan justru memahami himbauan Gubernur Sumsel H.Herman Deru yang meminta warga Sumsel di perantauan tidak mudik sementara waktu ini.
” Menurut Saya himbauan itu bener juga. Karena kalau pulang kampung kasihan juga yang di daerah. Karena kita kan bisa saja menjadi jadi carrier. Sebaiknya memang ditunda sementara sampai kondisi membaik. Setelah itukan bisa pulang,” tuturnya.
Menurut wanita yang tinggal di Depok ini, pulang kampung adalah moment yang ditunggu-tunggu apalagi mendekati puasa. Namun demikian jika bisa mengancam kesehatan keluarga sendiri tentu lebih baik dihindari.
” Iya misal nih kita sehat, tapi kan bisa juga carrier. Jangan sampai mau pulang kampung justru senang sama keluarga tapi malah membawa masalah baru.,” jelasnya.
Novi sendiri mengaku tiap kali Lebaran mengusahakan mudik untuk bertemu keluarganya di kawasan Demang Lebar Daun. Namun dengan kondisi demikian menurutnya keluarga besar di Palembang juga pasti bisa memaklumi jika kali ini mereka absen mudik.