REHAT – Pembangunan Jalan Tol Balikpapan – Samarinda sepanjang 99,35 Km, saat ini sudah mencapai 90,19 persen. Jalan tol tersebut nantinya bakal memangkas waktu perjalanan kedua kota dari 3 jam menjadi 1 jam. Diharapkan pemangkasan waktu ini dapat meningkatkan efisiensi biaya logistik.
Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, pembangunan jalan tol Balikpapan – Samarinda menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi Rp 9,9 triliun. Jalan Tol Balikpapan – Samarinda juga menjadi akses penghubung Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan. Akses menuju bandara ini dapat ditempuh dalam waktu 15-20 menit dengan melewati Seksi V ruas Balikpapan – Sepinggan yang hanya berjarak sekitar 8 km dari bandara tersebut.
Jalan tol dibangun sejak November 2016 terdiri dari 5 seksi, yaitu Seksi I ruas Balikpapan – Samboja (22,03 Km), Seksi II ruas Samboja – Muara Jawa (30,98 Km), Seksi III Muara Jawa – Palaran (17,50 Km), Seksi IV Palaran – Samarinda (17,95 Km), dan Seksi V ruas Balikpapan – Sepinggan (11,09 Km).
“Dari lima seksi, Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan dukungan pembangunan konstruksi di Seksi I dan Seksi V yang bertujuan meningkatkan kelayakan finansial ruas tol tersebut,” kata Danang, Jumat (5/7).
Pembangunan Seksi 1, sambung Danang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kaltim sebesar Rp 1,5 triliun dan APBN sebesar Rp 271 miliar. Dimana Rp 79,88 miliar diantaranya dialokasikan untuk pembangunan Jembatan Manggar sepanjang 613 meter.
Sedangkan untuk Seksi V didanai oleh APBN yang berasal dari pinjaman dari Pemerintah China sebesar Rp 848,55 miliar atau sekitar 8,5% dari total investasi. Untuk Seksi II-III dan IV, pembangunannya menggunakan dana Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT. Jasa Marga Balikpapan-Samarinda.
“Harapannya, setelah terbangunnya jalan tol ini, akan menciptakan kawasan perekonomian baru di Pulau Kalimantan dengan mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri yang bergerak di sektor kelapa sawit, batubara, migas, dan pertanian,” pungkasnya. (Jay)