REHAT – Berlakunya penerepan VFS TASHEEL (Pusat Layanan Visa untuk Arab Saudi) mulai 17 Desember kemarin, banyak menuai protes dari kalangan jamaah Sumatera Selatan (Sumsel). Pasalnya sistem tersebut dirasa menyulitkan dari proses awal pendaftaran yaitu melalui sistem online, yang hanya menampung 200 kuota jamaah perhari.
Keluhan ini dirasakan Lauwiyah salah satu jamaah umroh. Warga desa Jalur, Kabupaten Banyuasin ini merasa kesulitan dengan sistem baru tersebut, karena harus rela antri sejak pagi untuk mendapat giliran rekam biometrik. Sementara fasilitas komputer yang disiapkan hanya dua unit.
“Dari pagi ngantri, belum juga dapat giliran. Apalagi fasilitas hanya dua komputer dan pegawai yang sedikit, ditambah lagi dengan kondisi ruang tunggu yang tidak nyaman ujarnya,” keluh Lauwiyah, Jumat (28/12).
Menurutnya, aturan yang diterapkan oleh pemerintah Arab Saudi ini, sebelumnya pernah diprotes oleh semua kalangan biro perjalanan dan umroh se Indonesia, namun masih tetap diberlakukan.
Untuk Sumbagsel sendiri tempat pelayanan hanya ada satu yaitu di kantor pos Komperta Plaju Palembang. Sehingga semua layanan baik kota maupun kabupaten hanya berpusatkan disatu tempat. Hal inila yang menjadi polemik menuai protes calon jamaah umroh.
Sementara itu agent travel dari Yeka Madira juga berkomentar. Menurutnya peraturan ini dikeluarkan namun tidak seimbang dengan sistem IT dan SDM yang memadai.
“Sungguh disayangkan kebijakan pemerintah dirasa sangat menyulitkan. padahal jamaah umroh yang melakukan ibadah sesampainya di negara Arab Saudi sudah ada rekam biometrik. Tapi dengan adanya aturan baru ini jadi double dilakukan sebanyak dua kali. Dan dikenakan lagi biaya kisaran 7 dollar,” timpal Irawan selaku perwakilan travel agent. (Nur)