REHAT.CO.ID – Masyarakat Kabupaten OKU Timur, Sumsel yang sebagian besar merupakan petani padi memiliki cara tersendiri dalam memanfaatkan limbah jerami hasil panen raya. Salah satunya dengan mengadakan Festival Jerami Sebiduk Sehaluan 2018. Festival ini mengajak masyarakat untuk berkreasi membuat karya seni dengan bahan dasar jerami. Baik berupa patung, peralatan dan karya inovasi lainnya.
Bupati OKU Timur HM Kholid Mawardi SSos MSi menuturkan Festival Jerami diharapkan menjadi destinasi wisata baru yang berkelanjutan bagi Kabupaten OKU Timur dan provinsi Sumatera Selatan. Festival ini juga menjadi salah satu bentuk dukungan masyarakat Kabupaten OKU Timur terhadap perhelatan Asian Games 2018.
“Acara ini merupakan perwujudan kolaborasi kreatif pemerintah Kabupaten OKU Timur untuk memajukan sektor pariwisata sekaligus meningkatkan produksi panen petani demi terciptanya kedaulatan pangan nasional,” ujarnya.
Ketua Umum Festival Jerami Sebiduk Sehaluan 2018, Edward Ferdinant SH mengungkapkan selama ini jerami hasil panen petani dibiarkan menggunung atau dibakar, melalui Festival Jerami yang digelar, jerami-jerami tersebut akan disulap menjadi patung-patung jerami dan karya seni dalam berbagai bentuk dan ukuran.
“Festival Jerami ini dilaksanakan selama 1 pekan mulai tanggal 5 hingga 11 Agustus 2018 dan diikuti seluruh Desa yang ada di Kabupaten OKU Timur. Selain itu juga diikuti organisasi perangkat daerah (OPD), instansi terkait lainnya seperti Kepolisian, Kejaksaan, TNI, BUMN, BUMD serta pihak swasta dan organisasi yang ada di Bumi Sebiduk Sehaluan,” ujarnya.
Bahkan, dalam satu lokasi juga dirangkai dengan berbagai kegiatan lain yang berkaitan dengan jerami. Selain patung jerami nanti juga akan dilaksanakan lomba trail angkut jerami, festival seni budaya, parade musik, penampilan tari kolosal yang melibatkan 1.000 penari rembuk tani.
Gubernur Sumsel, Ir H Alex Noerdin mengharapkan Festival Jerami Sebiduk Sehaluan (FJSS) yang digelar 5-11 Agustus di Desa Bendung Gerak Perjaya, Martapura OKUT ditetapkan menjadi agenda rutin tahunan. “Festival ini benar-benar luar biasa, lebih meriah dan idenya original dan sangat kreatif. Makanya ini harus jadi agenda rutin tahunan,” ungkapnya.
Dikatakan Alex jika dikemas serius bukan tidak mungkin festival ini akan mencuri perhatian nasional bahkan internasional. Perhelatan perdananya saja sudah ada 500 peserta yang ikut ambil bagian.
“Momennya juga pas ada perwakilan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Kita bisa ajukan ini jadi agenda nasional. Tapi tentu harus kita benahi lagi yang kurang-kurang biar lebih besar, lebih lengkap dan ramai,” ucapnya.
Pada kesempatan itu Alex juga berpesan kepada pemerintah setempat agar bisa mengiringi penyelenggaraan ini dengan penyediaan akses menuju lokasi. Sehingga memudahkan masyarakat luar OKUT yang ingin menyaksikan festival.
Kepala Bidang Pemasaran Area IV wilayah Indochina Kementerian Pariwisata Heri Hermawan, mengaku gembira melihat tingginya antusias masyarakat yang datang maupun peserta yang ikut membuat patung jerami. “Ini merupakan tanda kalau event wisata budaya sangat menarik dikembangkan. Festival ini unik mengawinkan sektor pertanian dan pariwisata. Keduanya bisa dikembangkan secara bersamaan. Kami dari Kemenpar tentu akan mendorong ini agar jangan sampai sini saja tapi jadi destinasi yang rutin dilakukan,” pungkasnya. (JAY)