Program Satu Keluara Satu Sarjana yang digaungkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumatera Selatan sejak tahun 2016 lalu terus mendapat respon positif dari mahasiswa yang ada di Sumsel. Hal ini terbukti dengan sudah ada sekitar 800 mahasiswa yang telah mendaftar program Satu Keluarga Satu Sarjana.
Kepala Baznas Sumsel Najib Haitami mengatakan di tahun 2019 ini sudah ada sekitar 800 mahasiswa dari berbagai daerah di Sumsel yang telah mendaftar. Nantinya, mahasiswa yang diberikan program Satu Keluarga Satu Sarjana ini hanya sekitar 120 mahasiswa saja.
“Program ini setiap tahunnya selalu meningkat mahasiswa yang mendaftar. Sekarang saja sudah ada 800 mahasiswa dan kita akan menyeleksi dulu administrasi mereka, setelah itu kita akan menerima sekitar 100-120 mahasiswa yang berhak menerima program ini,” kata Najib, Senin (28/10).
Program Satu Keluarga Satu Sarjana ini merupakan program Baznas Sumsel yakni Sumsel Cerdas. Program ini sesuai dengan keinginan Gubernur Sumsel yang ingin mencerdaskan masyarakat Sumsel melalui pendidikan.
“Di luar sana banyak mahasiswa yang cerdas tetapi perekonomian orang tua mereka sulit dan dengan itu dengan adanya program ini akan dibantu biaya kuliah mereka,” ungkapnya.
Untuk persyaratan mahasiswa yang ingin mendaftar program Satu Keluarga Satu Sarjana ini berasal dari keluarga yang tidak mampu, berstatus sebagai satu-satunya anggota keluarga yang menempuh pendidikan S-1, berkelakukan baik sesuai akhlak islam, berasal dari perguruan tinggi A atau B, IPK minimal 3.00.
Kemudian, tidak sedang menerima beasiswa dari pihak manapun, mengisi formulir, fotocopy KK, fotocopy kartu tanda mahasiswa, fotocopy kartu studi terakhir, foto bewarna, melampirkan surat keterangan kuliah, dan beserta mengikuti dan mematuhi peraturan program pembinaan selama studi.
Pihaknya mengingatkan kepada mahasiswa yang telah mendapat program Satu Keluarga Satu Sarjana ini belum lulus kuliah hingga semester delapan dan mendapatkan nilai C maka mahasiswa tersebut nantinya akan diputus kontrak dan tidak bisa lagi mendapat program satu keluarga satu sarjana.
“Ada juga mahasiswa di atas semester delapan tetapi belum juga lulus kuliah kita putus kontraknya. Tetapi banyak juga mahasiswa yang menerima program ini yang lulus dengan Cum Laude dan ada juga yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS),” pungkasnya.