REHAT – Para pelaku usaha di Sumatera Selatan diharapkan memiliki jiwa wirausaha (Entrepreneur) dalam mencari sumber penghasilan baru dengan menanamkan kepekaan dalam membaca peluang pangsa pasar di tengah ketatnya persaingan usaha.
“Yang paling penting dalam menjalankan usaha harus ada inisiatif, pintar dalam membaca kondisi pasar atau peluang usaha,” ungkap Gubernur Sumsel Herman Deru pada pembukaan Businees Matching Optimalisasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Sumsel bertempat di Griya Agung Palembang, Kamis (12/9).
Para pelaku usaha juga harus memiliki komitmen yang kuat dalam membangun usahanya agar bisa tetap eksis, dengan tetap mengedepankan sikap konsisten, konsekuen dan speed (kecepatan) dalam pelayanan pada konsumen. Di samping itu lanjut dia, ada beberapa alasan seseorang engan memulai usaha diantaranya karena kesulitan dalam permodalan dan minimnya pengetahuan tentang cara berusaha.
Kekurangan tersebut lanjut dia, bisa diatasi dengan ketersediaan permodalan yang diberikan Perbankan baik malalui KUR atau UMi serta pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana mencari informasi sekaligus sebagai sarana promosi produk.
“Untuk permodalan tidak usaha takut sekarang ini banyak lembaga penyalur KUR siap membantu, baik itu KUR Mikro atau Usaha Kecil. Alangkah sayangnya pasilitas sebesar ini, tidak kita ambil. Malah sekarang ini adalagi Permodalan Nasional Madani. Karena itu saya mengharapkan pihak perbankan untuk proaktif dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terutama pada Pengusaha Kecil,” harap Herman Deru.
Dalam sambutanya Herman Deru juga menegaskan, melalui kegiatan yang digagas Leanpuri Foundation dan Pemprov. Sumsel ini, diharapkan akan memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat terutama bagi pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumsel.
“Kita harapkan Sumsel Maju untuk Semua akan tercapai dengan ditandai turunnya angka kemiskinan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Gagasan Pemprov. Sumsel dan Leanpuri Foundation untuk mempertemukan UMKM dengan Perbankan ini menjadi gagasan mulia,” tegasnya.
Para pelaku UMKM dimintanya untuk terus melakukan inovasi sehingga dapat bersaing dengan pesatnya kemajuan zaman, terutama dalam pengusaan teknologi informasi sehingga pelaku UMKM di Sumsel tidak mengalami kesulitan dalam pengembangan usaha.
Sementara itu Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 7 Sumatera Bagian Selatan ( Sumbagsel) Panca Hadi Suryatno yang juga selaku ketua Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Sumsel dalam laporannya menyebutkan, dalam rangka
Pencapaian tingkat inklusi dan literasi maka TPAKD Sumsel pada tahun 2019 memiliki empat kelompok kerja diantaranya perluasan akses keuangan masyarakat, meningkatkan UMKM melalui oprimalissi dana desa, KUR, Pembiayaan UMi dan Laku Pandai.
“Berasadarkan database OJK penyaluran kredit perbangkan sampai dengan Juni 2019 di Sumsel tumbuh sebesar 4,98 persen. (yoy) yakni Rp 80,67 Triliun menjadi Rp 84,64 Triliun” tegasnya Panca Hadi Suryatno sembari menyebutkan untuk penyaluran KUR di Sumsel lanjut Panca Hadi Suryatno sampai Juni 2019 yakni Rp 80,67 Triliun.