Beranda Kriminal Tiga Pelaku Pungli Angkutan Jamaah Haji di Bekuk Polisi

Tiga Pelaku Pungli Angkutan Jamaah Haji di Bekuk Polisi

tersangka pungli diamankan Polisi

REHAT.CO.ID – Jajaran Reskrim Polsek Talang Ubi menggulung tiga pelaku yang biasa melalukan pungutan liar (Pungli) yang biasa mangkal di jembatan amblas yang ada di Desa Panta Dewa Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), sebab tindakan ketiganya sudah meresahkan warga terutama pengguna jalan.

Dari keterangan Kapolres Muara Enim AKBP Afner Juwono melalui Kanit Reskrim Polsek Talang Ubi Ipda Nasron Junaidi bahwa aksi terakhir ketiga pelaku adalah menghadang angkutan jamaah calon haji dan melakukan pemalakan terhadap pengemudi angkutan rombongan yang akan berangkat ke Tanah Suci itu.

Tetapi, pengemudi angkutan jamaah haji tidak memberikan sejumlah uang yang dipinta pelaku. lalu pelaku memukuli dan melempar dengan batu kearah mobil jamaah haji tersebut.

“Kita amankan ketiga pelaku pada Senin malam (23/7) saat ketiganya berada di TKP. Para pelaku rupanya mendirikan pos di sekitar TKP, kemudian kita ratakan pos tersebut karena telah meresahkan masyarakat,” ungkap Nasron, Rabu (25/7).

Dijelaskan Nasron, ketiga pelaku tersebut masing-masing bernama Yustaria (45) tahun, Darmawan (30) dan Holman (38) ketiganya warga Desa Panta Dewa Kecamatan Talang Ubi. Nasron juga menjelaskan, saat penangkapan pelaku, diamankan barang bukti berupa 1 buah kapak, 1 buah senter, 1 buah sanggih/jaring bergagang kayu atau alat untuk meminta uang, 5 buah batu koral, uang tunai Rp 210 ribu berbagai pecahan antara pecahan Rp 1.000 sampai Rp 5.000.

“Ketiga pelaku dan barang bukti kita amankan di Mapolsek Talang Ubi, dan saat ini masih dalam pemeriksaan. Para pelaku terkenal licin, sebab, ketika anggota kita datang, para pelaku bubar. Tetapi ketika kita tidak ada, pelaku kembali melalukan Pungli,” terang Nasron.

Sementara dari pengakuan Yustaria, salahsatu pelaku berkilah bahwa dirinya bersama kawan-kawan lainnya tidak melakukan Pungli, tetapi meminta kepada pengemudi seikhlasnya saja. Sebab, dilokasi kejadian, ada jembatan darurat yang dibuat atas jerih payahnya.

“Kami tidak memaksa pak, hanya sukarela saja. Dan menjaga jembatan darurat itu dibagi dua shift, siang dan malam. Setiap hari kami mendapat uang sekitar Rp 60.000/orang, dan uangnya kami pakai untuk keperluan sehari-hari,” kilahnya dihadapan polisi. (rd)