REHAT – Empat daerah di Sumatera Selatan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Jumat (23/8). Untuk memadamkan kebakaran lahan di area yang terbakar agar tak meluas, satuan tugas (satgas) karhutla setempat menghabiskan satu juta liter air lebih.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan, Ansori, mengatakan untuk memadamkan kebakaran lahan di empat wilayah yakni Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Ogan Ilir (OI), Ogan Komering Ilir (OKI), dan Muara Enim, pihaknya melakukan operasi pengeboman air dengan helikopter.
“Hari ini, air yang sudah digunakan untuk mengebom kebakaran lahan yang terjadi di Muba, OI, OKI, dan Muara Enim sebanyak 1.052.000 liter air,” ujar Ansori di Palembang, Sabtu (24/8) petang.
Menurut dia, operasi pengeboman air di empat wilayah itu menggunakan lima helikopter guna mengatasi kebakaran lahan yang terjadi. Rinciannya yakni Heli Mi 8 RA 22747, Heli Mi 8 RDPL 34140, Heli Mi 8 RDPL 34230, Heli Mi 8 RDPL 34250, dan Heli Mi 8 Mi UP-MI815.
“Tentunya penanggulangan karhutla terus dilakukan oleh tim darat maupun udara. Hari ini kita sudah melakukan bombing dengan lima helikopter sebanyak 263 kali untuk di empat wilayah itu,” kata Ansori.
Dia menjelaskan, dari jumlah air yang dihabiskan itu, paling banyak dihabiskan untuk memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Bayung Lencir, Kabupaten Muba. Ia menyebut, untuk di wilayah ini saja air yang dihabiskan sebanyak 708.000 liter air.
“Sementara sisanya habis untuk mengebom kebakaran lahan yang terjadi di Sungai Rotan (Muara Enim), Pemulutan (OI), Tulung Selapan (OKI), serta Bakung dan Indralaya (OI),” ucap dia.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, mengatakan, pihaknya sudah menurunkan personil baik dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun pihak terkait untuk fokus memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di Muara Medak tersebut.
Ia juga menambahkan, tim di lapangan memang sudah berupaya maksimal, bahkan sekat bakar, sekat basah, dan sekat kanal sudah dilaksanakan. Namun, dia menyebut, hingga akhirnya ada sebagian yang sudah berhasil membatasi meluasnya api.
“Tapi, ada juga yang belum berhasil, itu akibat angin kencang, sehingga api meloncati sekat bakar yang sudah dibuat. Hasilnya api terus menjalar,” pungkasnya.