Setelah satu tahun melayani wong kito, moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Sumsel telah berhasil melayani 2,2 juta penumpang.
GM LRT Sumsel, Sofan Hidayat mengatakan moda transportasi kekinian itu mulai digunakan sejak 23 Juli 2018 bersamaan pelaksanaan Asian Games. Mulanya, LRT digunakan untuk mengakomodir kebutuhan transportasi bagi atlet, official, media asing dan dalam negeri.
Namun, setelah perhelatan Asian Games berbagai upaya terus dilakukan untuk mengajak masyarakat menggunakan LRT sebagai transportasi sehari-hari.
Salah satunya dengan melakukan integrasi antar moda bus Damri dan Trans Musi mulai 22 Februari 2019.
“Kita terima kasih kepada warga Sumsel telah berkontribusi terhadap LRT. Selama setahun ini kita telah angkut 2,2 juta penumpang,” ujarnya usai merayakan HUT LRT Sumsel ke 1 di OPI Mall Jakabaring Palembang, Selasa (23/3).
Ia mengungkapkan, ke depan pihaknya menargetkan untuk meningkatkan okupansi LRT dan menjadikan si ular besi sebagai primadona masyarakat dalam bertransportasi.
Selain itu, pihaknya juga bakal berupaya memperpendek waktu tempuh LRT antar bandara, waktu antar kereta (headway) serta meningkatkan infrastruktur lainnya.
“Evaluasi kita akan memangkas waktu tempuh dari stasiun DJKA sampai bandara. Dengan waktu yang efisien membuat LRT akan jadi primadona masyarakat,” harap Sofan.
Sofan menambahkan, untuk memanjakan penumpang sejak 7 Juni 2019 operasional LRT Sumsel ditambah 6 perjalanan lagi, yang sebelumnya 52 perjalanan ditambah menjadi 58 perjalanan dari pukul 04.48 – 20.32 setiap harinya dengan perjalanan terakhir dari stasiun Bandara pukul 19.30.
“Saat ini rata-rata penumpang LRT per hari mencapai 10.000 penumpang. Bahkan pada akhir pekan bisa mencapai lebih dari 12.000 penumpang,” jelasnya.
Pihaknya berharap agar ke depan wong kito mulai beralih menggunakan untuk menggunakan transportasi publik LRT untuk kegiatan sehari-hari. Sebab, LRT merupakan salah satu alternatif transportasi masal yang murah dan nyaman.