Beranda Sumsel CIMT-GT Jajaki Kerjasama Pengembangan Karet dan Transportasi di Sumsel

CIMT-GT Jajaki Kerjasama Pengembangan Karet dan Transportasi di Sumsel

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menerima Direktur Centre for Indonesia-Malaysia-Thailand Sub Regional Cooperation (CIMT- GT) di Griya Agung Palembang, Jumat (19/7). Audiensi tersebut dalam rangka kerjasama yang akan dilakukan kedepan berkenaan dengan pengembangan karet dan tranportasi yang ada di Provinsi Sumsel.

Herman Deru mengaku bangga atas terpilihnya Provinsi Sumsel sebagai daerah yang menjadi tujuan penjajakan kerjasama oleh Centre for Indonesia-Malaysia-Thailand Sub Regional Cooperation (CIMT- GT). Mengingat Provinsi  Sumsel merupakan salah satu provinsi  penghasil karet terbesar di Indonesia.

Apalagi belum lama dirinya berkesempatan mendampingi Presiden Republik Indonesia pada KTT ASEAN ke-34 sekaligus IMT-GT ke-12, di Bangkok Thailand.  Menurutnya, kegiatan itu juga sempat membahas mengenai peningkatan produktivitas pertanian dengan pemanfaatan teknologi baru,  dan pengembangan industri karet yang tangguh. Ini artinya seirama dengan keinginan CIMT-GT. 

“Kami (Pemprov Sumsel) mengucapkan terima kasih, Saya butuh dukungan dan Saya akan aktif menerima informasi dan meneruskannyan ke masyarakat. Kedepan program kita  berkaitan dengan ini akan lebih agresif lagi,” tuturnya 

Sementara itu, Direktur Centre for Indonesia-Malaysia-Thailand Sub Regional Cooperation (CIMT- GT) Firdaus Dahlan CIMT-GT menegaskan,  program CMT-GT terdapat 7 pilar dan yang sangat berkaitan dengan provinsi Sumsel yakni kerjasama di bidang karet dan tranpostasi.

“Kebetulan ada program CMT-GT untuk pengembangan kota karet atau yang dinamakan dengan rubber city. Nah rubber city ini sudah di endorse program nya itu oleh pimpinan kepala negara di tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand,” tuturnya.

Dikatakan pengembangan karet bertujuan untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri, karena konsumsi dalam negeri terhadap karet itu ternyata masih kurang.

“Kita lebih banyak mengekspor karet dalam bentuk yang mentah sudah jelas harganya lebih rendah. Sekarang ini tinggal bagaimana caranya mengembangkan industri hilir dari karet, Sebagai contoh karet bisa digunakan untuk penyerap gempa bumi dibidang konstruksi yang dapat menyerap hingga 6 SR gempa bumi, mengingat sumatera daerah rawan didalam masalah gempa bumi,” ungkapnya 

Lebih jauh dikatakan Firdaus, kalau tekhnologi pengembangan karet tersebut dapat dilakukan akan berdampak pada komoditi karet yang mempunyai nilai tinggi.

“Kami lihat respon Pemerintah Provinsi Sumsel sangat bagus sekali, jadi ada semangat yang tinggi dari Gubernur beserta jajarannya. Kedepan kami berharap akan ada suatu kegiatan yang konkrit. Tentunya kita tidak bisa membuat satu program yang langsung besar, jadi kita buat program  kecil yang langsung nyata,” pungkasnya.