Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengintruksikan para kepala daerah untuk aktif dan mewaspadai terjadinya bencana alam termasuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan berupaya sekuat tenaga dalam memfasilitasi penanggulanan bendana termasuk urusan Karhutla. Demikian juga dengan masyarakat kita mintakan kerjasamanya dalam mengatasi Karhutla ini,” harap Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya ketika menghadairi Apel Gerakan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019 yang dilaksanakan di halaman Griya Agung Palembang, Selasa (9/7).
Mawardi Yahya juga meminta peran para kepala daerah, Bupati/Wali Kota di Sumsel dapat menindak lanjuti intruksi ini kepada jajarannya masing-masing diwilayah kecamatan hingga desa dan keluarahan.
“Petugas yang ada dilapangan harus aktif dalam memantau dan meberikan informasi secara berjenjang jika ada terjadi bencana. Ini kita lakukan tidak lain agar cepat dalam melakukan penanggulangan, antisipasi dan menekan terjadinya banyak korban,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen Doni Monardo yang bertindak sebagai Irup dalam Apel Gerakan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera Selatan Tahun 2019 menegaskan, BNPB sebagai lembaga yang dibentuk khusus dalam penanganan dan penanggulanagan bencana tentu tidak dapat bekerja sendiri.
Namun membutuhkan peran aktif dari semua pihak. Mengingat dampak yang akan timbul dibalik bencana yang terjadi sangat luas baik bagi manusia maupun ekosistem alam lainnya. Karena itu pihaknya membutuhkan kolaborasi dari semua komponen bangsa mulai dari Pemerintah Pusat, Pemda, para pakar, akademisi, para dunia usaha lainnya.
“Faktor penyebab Karhutla di Sumsel ada dua yakni faktor alam faktor manusia. Karhutla yang dipicu oleh faktor alam sangat kecil cuma satu persen. Sedangkan 99 persen adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri,” tegas Letjen Doni Monardo .
Oleh Karena itu, Karhutla yang disebabkan oleh faktor kelalaian manusia mendominasi. Karena itu, dia mengajak agar semua orang untuk tidak melakukan tindakan yang berpotensi timbulnya kebakaran diantaranya membuang putung rokok dan membakar sampah secara sembarangan. Selain itu Karhutla juga dapat timbul karena aktifitas membakar lahan sebagai media bercocok tanam bagi sebagian petani tradisional.”Langkah yang paling efektif bagi kita dalam menekan terjadinya Karhutla yakni dengan melakukan pendekatan pada masyarakat. Dengan memberikan formula baru dalam membuka ladang dengan cara tidak membakar,” imbuhnya.
Dilain pihak Kepala BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah dalam laporannya menyebutkan Apel Gerakan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumsel Tahun 2019 digelar dalam rangka meningkatkan kesiap-siagaan personil dan peralatan dalam pencegahan karhutla di Provinsi Sumsel.
“Kita akan optimaliasi peran tugas dan fungsi masing-masing OPD dalam upaya pencegahan dan pengendalian Karhutla mulai dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten/kota dalam Provinsi Sumsel,” pungkasnya.